Datanglah, kusucikan
Kuluruh pasir dan buih.
Aku, laut yang menerima tobat
Empat puluh hari, kulumat
Dalam munajat gelap, perut paus.
Dzikir-dzikir berpijar pendar,
Kuhempaskan ombak,
Menuju pembebasan.
Kudengar dalam serunya,
“…Mahasuci Engkau, sungguh aku termasuk orang yang zalim.”
Datanglah, kubenamkan
Kuhujam gelombang pasang.
Aku, laut yang mengubur sesat
Sebelum tauhid terucap.
Dariku, tanah dasar laut
membungkam tobat, terlambat.
Kudengar dalam lirih sesal,
“Aku beriman bahwa tiada Tuhan selain yang diimani oleh kaum Bani Israil.” Sesaat,
Kematian di penghujung kerongkongan.
Datanglah, kutunjukkan cahaya
Melintasiku yang terbelah,
Setelah tongkat itu mengarah.
Ungaran, Maret 2022.
Chris Triwarseno, lahir di Karanganyar, 14 Februari 1981. Alumi Teknik Geodsesi UGM. Seorang karyawan swasta yang tinggal di Ungaran, Semarang. Penulis buku puisi Bait-bait Pujangga Sepi, aktif di beberapa komunitas literasi, beberapa karyanya yang lain diterbitkan di media seperti : Suara Merdeka, nadariau.com, negerikertas.com lensalawu.com dll