وُرُوْدُ اْلفَاقَاتِ – أَعْيَادُ اْلمُرِيْدِيْنَ
Datangnya beragam kesukaran merupakan hari raya bagi para murîd.
Hari raya adalah hari di mana kebahagiaan meliputi seluruh orang. Bagi para murîd, kesukaran adalah hari raya yang mendatangkan kebahagiaan. Para murîd merasa bahagia dengan kesukaran. Karena kesukaran dapat mempercepat sampainya mereka kepada tujuan. Selain itu, di dalam kesukaran terkandung penghinaan dan pembatasan hawa nafsu. Orang-orang awam amat senang dengan kedatangan hari raya, karena mereka bisa mendapatkan apa yang diinginkan hawa nafsunya, berupa makanan lezat, pakaian baru dan lain sebagainya.
رُبَّمَا وَجَدْتَ مِنَ اْلمَزِيْدِ مِنَ اْلفَاقَاتِ – مَا لاَ تَجِدُهُ فِي الصَّوْمِ وَالصَّلاَةِ
Barangkali, pada saat sulit, kau mendapatkan tambahan karunia yang tidak kau temukan dalam puasa dan shalat.
Baca juga: Syekh Ibnu Atha’illah: Yang Menjadikanmu Bersusah Hati Karena Tidak Memahami Hikmah
Wahai murîd, barangkali saat kau mengalami kesulitan, kau mendapatkan tambahan karunia berupa kesucian batin, cahaya dan makrifat yang tidak kau dapatkan pada puasa dan shalat. Karena bisa jadi puasa dan shalat yang kau lakukan lebih didasari keinginan nafsumu dan keuntungannya.
Ibadah seperti ini adalah ibadah yang tidak terbebas dari kekurangan, sehingga tidak bisa digunakan untuk mensucikan hati. Sedangkan saat sulit, hawa nafsu dan syahwat tertahan. Karena itu, saat sulit, karunia yang didapat seorang hamba lebih banyak daripada yang didapatnya dalam puasa dan shalat.
اَلْفَاقَاتُ بَسْطُ اْلمَوَاهِبِ
Ragam ujian merupakan hamparan anugerah
Ragam ujian seumpama hamparan permadani yang dipenuhi karunia dan pemberian ilahi bagi yang duduk di atasnya. Sebagaimana halnya orang yang duduk di atas permadani raja, ia tentu akan mendapatkan kenikmatan yang diberikan raja kepadanya.