
النُّوْرُ جُنْدُ اْلقَلْبِ، كَماَ أَنَّ الظُّلْمَةَ جُنْدُ النَّفْسِ ، فَإِذَا أَرَادَ اللهُ أَنْ يَنْصُرَ عَبْدَهُ – أَمَدَّهُ بِجُنُوْدِ اْلأَنْوَارِ ، وَقَطَعَ عَنْهُ مَدَدَ الظُّلْمِ وَاْلأَغْيَار
Cahaya adalah tentara kalbu dan kegelapan adalah prajurit nafsu. Jika Allah ingin menolong hamba-Nya, maka Allah akan membantunya dengan bala tentara cahaya dan memutus bantuan prajurit kegelapan dan keduniaan.
Dengan tentara kalbu itu, hati bisa menuju ke hadirat Allah, sebagaimana seorang raja yang diiringi bala tentaranya menuju tu-juannya, yaitu mengalahkan musuh. Ini disimpulkan dari hikmah sebelumnya.
Kegelapan, yang merupakan tabiat seorang hamba, dianggap se-bagai bala bantuan dan prajurit nafsu yang mengiringi seorang hamba sampai kepada tujuan, yaitu meraih keduniaan. Perang antara hati dan nafsu akan terus berlangsung sepanjang waktu.
Baca juga: Ijazah Amalan Habib Ali bin Muhammad Agar Ingatan Kuat, Cerdas, dan Mudah Menghafal
Jika Allah ingin membantu hamba-Nya mengalahkan nafsunya, maka Dia akan mengirimkan bala bantuan-Nya, berupa cahaya yang serupa dengan prajurit. Jika hamba itu mendapat bantuan-Nya, maka ia akan tahu keburukan syahwat yang menghambatnya untuk sampai kepada Allah. Allah juga akan memutus bala bantuan prajurit kegelapan dan tipuan dunia darinya.
Sebaliknya jika Allah ingin menghinakan seorang hamba, maka Dia akan memberinya prajurit kegelapan. Hati, yang cenderung kepada amal saleh (misalnya, ingin berpuasa), dan nafsu, yang cenderung kepada syahwat (misalnya, ingin berbuka), akan bertempur dan saling membunuh. Saat itu, cahaya dan rahmat Allah akan segera membantu hati, sedangkan kegelapan akan menolong nafsu. Saat kedua barisan pasukan itu bertemu dan pertempuran semakin sengit, maka tak ada jalan lain bagi seorang hamba kecuali ia harus takut kepada Allah dan bertawakal kepada-Nya. Seperti itulah yang terjadi dalam setiap amal saleh yang dikerjakannya, hingga ia berhasil sampai ke hadirat Allah. Saat itu, kekuasaan nafsu akan terputus dan kalah.
النُّوْرُ لَهُ اْلكَشْفُ ، وَاْلبَصِيْرَةُ لَهاَ اْلحُكْمُ ، وَاْلقَلْبُ لَهُ اْلإِقْبَالُ وَاْلإِدْباَر
Cahaya bisa menyingkap, mata hati dapat mengetahui, sedangkan hati bisa menerima dan menolak.