ArahBatin.com | Upayakanlah bangun sebelum terbit fajar agar kamu memperoleh keutamaan yang besar, yaitu mengerjakan shalat di awal waktu. Pasalnya, malam yang masih gelap lebih utama daripada ketika ia remang-remang menjelang fajar. Selain itu, pada saat itulah para malaikat malam akan menyaksikan shalatmu. Lalu, Jika kamu memulai shalat sebelum terbit, dan kamu memanjangkan bacaan surah hingga terbit fajar, maka malaikat siang dan malaikat malam sama-sama hadir menyaksikan shalat yang kamu kerjakan.
Pula, pada saat itu malam yang semula gelap, berangsur-angsur terang. Kondisi gelap sesuai dengan kematian dan ketiadaan, sementara terang sesuai dengan hidup dan eksistensi. Demikian halnya manusia, pada saat ia bangun tidur, seolah-olah ia bangkit dari kematian dan berpindah dari alam ketiadaan ke alam wujud, dan dari diam menuju gerak. Kondisi yang amat menakjubkan ini mendorong akal supaya menyadari bahwa tidak ada yang mampu menciptakan perubahan-perubahan semacam itu, kecuali Allah Swt.
Bahwa semuanya terjadi berdasarkan hikmah yang dikehendaki-Nya. Lalu, pada saat yang demikian itulah, maka akal akan mendapatkan pencerahan dari nur makrifat yang semacam ini, dan hal inilah yang akan menyembuhkan seseorang dari penyakit yang menjangkiti hatinya. Pasalnya, sebagian besar manusia memang menderita berbagai penyakit hati yang disebabkan oleh cinta dunia, seperti: rakus, dengki, dan berbangga-bangga dengan kemewahan hidup. Sementara itu, para nabi dan rasul adalah dokter cerdas yang menyeru umatnya untuk mengawali hari dengan ketaatan dan ibadah semenjak mereka bangun tidur. Itulah terapi efektif untuk penyakit-penyakit tersebut, demikian asy-Syarbini mengulas.
Pada saat yang demikian itu, maka upayakanlah hal yang pertama kali tebersit dalam hati dan yang terucap di lisan adalah dzikir kepada Allah. Hal tersebut berdasarkan hadits riwayat Imam al-Bukhari, bahwa Rasulullah Saw. bersabda:
َعْقِدُ الشَّيْطَانُ عَلى قَافِيَةِ رَأْسِ أَحَدِكُمْ إِذَا هُوَ نَامَ ثَلَاثَ عُقَدٍ، يَضْرِبُ عَلَى كُلِّ عُقْدَةٍ مَكَانَكَ عَلَيْكَ لَيْلٌ طَوِيْلٌ فَارْقُدْ، فَإِنِ اسْتَيْقَظَ ذَاكِرًا اللهَ تَعَالَى اِنْحَلَّتْ عُقْدَةٌ، فَإِنْ تَوَضَّأَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ، فَإِنْ صَلَّى انْحَلَّتْ عُقَدُهُ كُلُّهَا، فَأَصْبَحَ نَشِيْطًا طَيِّبَ النَّفْسِ، وَإِلّاَ أَصْبَحَ خَبِيْثَ النَّفْسِ كَسْلَانَ
“Apabila salah seorang di antara kamu sedang tidur, setan akan membuat tiga ikatan di kepalanya. Pada masing-masing ikatan, setan mengatakan, ‘Tidurlah dengan nyenyak karena malam masih panjang!’ Jika ia bangun dan berdzikir kepada Allah, maka lepaslah satu ikatan. Lalu, bila ia berwudhu, lepaslah satu ikatan, dan jika ia shalat maka lepaslah semua ikatan itu. Dengan demikian, ia akan bersemangat dan jiwanya menjadi baik. Akan tetapi, apabila ia tidak mengerjakan semua itu (dzikir, wudhu, dan shalat saat bangun tidur), maka ia akan menjadi pemalas dan berjiwa buruk.”
Lalu, berdoalah dengan doa berikut:
اَلْحـَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُوْرُ، أَصْبَحْنَا وَأَصْبَحَ الْـمَلَكُ لِله وَالْعَظَمَةُ وَالسُّلْطَانُ لِلهِِ وَالْعِزَّةُ وَالْقُدْرَةُ لِلهِِ رَبِّ الْعَالَـمِيْنَ، أَصْبَحْنَا عَلَى فِطْرَةِ الْإِسْلَامِ وَعَلَى كَلِمَةِ الْإِخْلَاصِ وَعَلَى دِيْنِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى مِلَّةِ أَبِيْنَا إِبْرَاهِيْمَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْـمُشْرِكِيْنَ ، اَللَّهُمَّ بِكَ أَصْبَحْنَا وَبِكَ أَمْسَيْنَا وَبِكَ نَحْيَا وَبِكَ نَمُوْتُ وَإِلَيْكَ النُّشُوْرُ، اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ أَنْ تَبْعَثَـنَا فِيْ هَذَا الْيَوْمِ إِلَى كُلِّ خَيْرٍ وَنَعُوْذُ بِكَ أَنْ نَجْتَرِحَ فِيْهِ سُوْءًا أَوْ نَجُرَّهُ إِلَى مُسْلِمٍ أَوْ يَجُرَّهُ أَحَدٌ إِلَيْنَا نَسْأَلُكَ خَيْرَ هَذَا الْيَوْمِ وَخَيْرَ مَا فِيْهِ وَنَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ هَذَا الْيَوْمِ وَشَرِّ مَا فِيْهِ
“Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah Dia mematikan kami, dan hanya kepada-Nya kami akan kembali. Kami memasuki waktu pagi, dan jadilah kerajaan milik Allah, keagungan dan kesultanan milik Allah, dan keperkasaan dan kekuasaan milik Allah Tuhan Pencipta dan Pemelihara alam semesta. Pagi ini, aku berada dalam fithrah Islam dalam kalimat ikhlas, dalam agama Muhammad Saw., dan millah Ibrahim yang yang lurus lagi berserah diri, dan ia bukanlah termasuk golongan orang musyrik. Ya Allah, dengan menyebut nama-Mu kami memasuki waktu pagi, dengan menyebut nama-Mu kami memasuki petang hari, dengan menyebut nama-Mu kami hidup, dengan menyebut nama-Mu kami mati dan hanya kepada-Mu tempat kami kembali. Ya Allah, kami memohon kepadamu agar Engkau menuntun kami menuju setiap kebaikan. Kami berlindung kepada-Mu agar kami tidak berbuat keburukan atau kami menimpakannya kepada seorang Muslim atau seseorang menimpakannya kepada kami. Kami memohon kepada-Mu kebaikan yang terdapat pada hari ini dan kebaikan apa saja yang ada pada hari ini, dan kami berlindung kepada-Mu dari keburukan yang terdapat hari ini dan keburukan apa saja yang ada di dalamnya.”