August 15, 2024
Bagikan di akun sosial media anda

Arah Batin | Diceritakan bahwa Abu Turab an-Nakhsyabi kagum kepada salah seorang murid. Dia pun mendekatkan si murid kepadanya dan mengurusi kebutuhan-kebutuhannya, sementara si murid sibuk dengan ibadah-ibadah dan perasaanperasaan hatinya. Suatu ketika, Abu Turab berkata kepada si murid, “Seandainya kamu melihat Abu Yazid.” Si murid berkata kepadanya, “Sesungguhnya aku tidak tertarik untuk disibukkan dengan Abu Yazid.” Kemudian ketika Abu Turab sering mengatakan kepadanya, “Seandainya kamu melihat Abu Yazid,” berkobarlah kemarahan si murid.

Dia berkata, “Celakalah kamu! Apa yang harus aku lakukan kepada Abu Yazid?” Perasaan Abu Turab pun bergolak dan dia tidak dapat menguasai dirinya. Dia berkata, “Celakalah kamu! Kamu telah teperdaya dengan Allah Swt. Seandainya kamu melihat Abu Yazid sekali saja niscaya itu akan lebih bermanfaat bagimu daripada kamu melihat Allah sebanyak tujuh puluh kali.” Si murid tercengang mendengar perkataan Abu Turab dan menganggapnya aneh. Dia berkata, “Bagaimana itu?” Abu Turab berkata, “Celakalah kamu! Kamu melihat Allah Swt. di sisimu sehingga Dia tampak bagimu sesuai dengan kapasitasmu, sementara kamu melihat Abu Yazid di sisi Allah sehingga dia tampak bagimu sesuai dengan kapasitasnya.”

Si murid memahami apa yang dikatakan oleh Abu Turab. Dia pun berkata, “Bawalah aku kepadanya.”

Baca juga: Ijazah Mbah Moen: Baca Wirid Ini di Waktu Subuh Maka Rezeki Akan Lancar dan Bebas Hutang

Kemudian Abu Turab menceritakan kisah selanjutnya. Pada bagian akhir kisah itu, dia berkata, “Kami berhenti di suatu bukit untuk menunggu Abu Yazid keluar dari hutan. Dia memang tinggal di dalam sebuah hutan yang berisi binatang-binatang buas. Lalu dia melewati kami, sedangkan dia telah membalik jubahnya di atas punggungnya. Aku pun berkata kepada si pemuda, ‘Inilah Abu Yazid. Lihatlah kepadanya.’ Si pemuda pun melihat kepadanya dan langsung tersungkur. Kami menggerak-gerakkan tubuhnya dan ternyata dia telah mati. Kami pun memakamkannya. Lalu aku berkata kepada Abu Yazid, ‘Wahai tuanku, apakah dia mati karena melihat engkau?’ Abu Yazid berkata, ‘Tidak. Tetapi, temanmu adalah\ orang yang jujur. Di dalam hatinya dia menyimpan suatu rahasia yang penjelasannya belum tersingkap. Kemudian ketika dia melihatku, tersingkaplah rahasia hatinya itu. Dan dia tidak sanggup untuk menanggungnya karena dia berada dalam kedudukan para murid yang lemah. Hal itulah yang membuat dia mati.’”

Di dalam suatu riwayat disebutkan bahwa Allah Swt. mewahyukan kepada salah seorang nabi-Nya, “Sesungguhnya yang akan Aku jadi-kan sebagai kekasih-Ku adalah orang yang tidak pernah bosan ber-zikir kepada-Ku, tidak memiliki siapa pun selain Aku, dan tidak meng-utamakan makhluk-Ku atas diri-Ku. Apabila dia terbakar oleh api maka dia tidak akan merasakan pengaruh dari kobaran api. Begitu juga, apabila dia dipotong dengan gergaji maka dia tidak akan merasakan sakit dari gesekan besi. Barang siapa yang belum dikuasai oleh cinta sampai batas ini maka dari mana dia mengetahui kemuliaankemuliaan dan penyingkapan-penyingkapan yang ada di balik cinta? Semua ini ada di balik cinta. Dan cinta ada di balik iman.” Hal ini sebagaimana disebutkan oleh Abu Nu‘aim di dalam Hilyatul-Auliyâ’.

Di dalam hadits disebutkan bahwa Rasulullah Saw. bersabda,

إِنَّ لِلهِ ثَلاَثَمِائَةِ خُلُقٍ، مَنْ لَقِيَهُ بِخُلُقٍ مِنْهَا مَعَ التَّوْحِيْدِ دَخَلَ الْجَنَّةَ، فَقَالَ أَبُوْ بَكْرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: هَلْ فِيَّ خُلُقٌ مِنْهَا؟ فَقَالَ: كُلُّهَا فِيْكَ يَا أَبَا بَكْرٍ، وَأَحَبُّهَا إِلَى اللهِ تَعَالَى السَّخَاءُ.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You cannot copy content of this page