August 15, 2024
Bagikan di akun sosial media anda

Arah Batin | Ketahuilah, bahwa sikap mengatur rencana Allah swt. memiliki konsekuensi yang buruk. Jika kita renungkan, kita mendapati kisah Nabi Adam as. yang tergoda memakan buah pohon “terlarang” adalah akibat keinginannya mengatur dirinya sendiri. Saat itu setan berkata kepadanya dan kepada Hawa~semoga Allah melimpahkan keselamatan kepada keduanya~sebagaimana yang difirmankan Allah swt.,

وَقَالَ مَا نَهَىٰكُمَا رَبُّكُمَا عَنْ هَٰذِهِ ٱلشَّجَرَةِ إِلَّآ أَن تَكُونَا مَلَكَيْنِ أَوْ تَكُونَا مِنَ ٱلْخَٰلِدِينَ

“(Setan) berkata, ‘Tuhanmu hanya melarang kamu berdua mendekati pohon ini, agar kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal (dalam surga).'” (QS. al-A’raf [7]: 20)

Baca juga: Mbah Moen Ungkap Rahasia Rezeki di Usia 28, 35, 42, 49, 56, 63, 70, dan 77 Tahun, Usia 42 Penentu

Nabi Adam as. pun berfikir tentang dirinya dan dia mengetahui bahwa keabadian di dalam kedekatan dengan Allah swt. menjadi keinginan tertingginya, perubahan dirinya dari manusia menjadi malaikat lebih mulia, atau karena Nabi Adam as. mengira bahwa malaikat lebih tinggi derajatnya dibandingkan dengan manusia.

Lalu, ketika dia berencana untuk dirinya dengan memakan buah dari pohon “terlarang”, dia hanya memperoleh wujud pengaturan rencana. Adapun yang dikehendaki Allah swt. pada kejadian itu adalah menurunkan Nabi Adam as. ke bumi dan menjadikannya khalifah. Secara lahiriah Nabi Adam as. memang tampak turun, tapi pada hakikatnya dia sedang naik. Sebagaimana yang dikatakan oleh Syekh Abu Hasan asy-Syadzili, “Demi Allah, tidaklah Allah swt. menurunkan Nabi Adam as. ke bumi untuk mengurangi derajatnya, akan tetapi Allah menurunkannya untuk menyempurnakan kemuliaannya.” Nabi Adam as. senantiasa menaikkan dirinya menuju Allah swt. Terkadang naik melalui tangga pendekatan diri dan ketaatan, ada kalanya melalui jalan kehinaan dan kerendahan. Pada kenyataannya, tangga terakhir ini lebih sempurna. Wajib bagi setiap mukmin untuk meyakini bahwa Nabi dan Rasul tidak berpindah dari satu fase ke fase yang lain kecuali dalam kondisi yang lebih sempurna daripada sebelumnya.”

Halaman 1 2 3

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You cannot copy content of this page