Arah Batin | Amal-amal yang bersifat batin, seperti cinta, ikhlas, tawakkal dan ridha kepada Allah serta amal-amal batin lain-nya, itu semuanya telah diperintahkan oleh Allah kepada umat manusia, baik secara khusus maupun umum. Jadi tidak ada seorangpun yang tidak diperintahkan oleh Allah untuk meninggalkan amal-amal batin tersebut, sekalipun posisi dia telah mencapai derajat yang luhur.
Adapun rasa sedih, Allah dan Rasul-Nya sama sekali tidak memerintahkannya kepada seorang hamba. Bahkan, Allah telah melarangnya dalam kondisi apapun, terutama dalam berbagai hal yang berkaitan dengan ajaran agama. Sebagaimana dalam firman-Nya yang artinya, “Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi, jika kamu orang-orang yang beriman.” (QS: Ali-Imraan [3]: 139) dan firman Allah yang artinya, “Dan janganlah kamu bersedih hati terhadap mereka dan janganlah kamu bersempit dada terhadap apa yang mereka tipu dayakan.” (QS: An-Nahl [16]: 127), “Di waktu dia berkata kepada temannya: “Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita.” (QS: At-Taubah [9]: 40), “Janganlah kamu sedih oleh perkataan mereka.” (QS: Yunus [10]: 65). “Supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu.” (QS: Al-Hadid [57]: 23).
Baca juga: Mbah Moen Ungkap Rahasia Rezeki di Usia 28, 35, 42, 49, 56, 63, 70, dan 77 Tahun, Usia 42 Penentu
Dan, masih banyak lagi ayat-ayat yang lain. Karena rasa sedih itu tidak ada manfaatnya dan juga tidak bisa menolak bahaya yang akan menimpanya. Dan, segala sesuatu yang tidak ada manfaatnya, Allah tidak memerintahkan-Nya. Memang, kesedihan jika tidak diiringi dengan perbuatan yang diharamkan itu tidak mengandung dosa, sebagaimana seseorang yang merasa sedih atas musibah yang menimpanya. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi Saw. yang berbunyi,
إِنَّ الله َلاَ ْيُؤَاخِذُ عَلَىْ دَمْعِ العَيْنِ وَلاَ عَلَي حُزْنِ الْقَلْبِ وَلَكِنْ يُؤَاْخِذُ عَلَىْ هَذََا أَوْ يُرْحِمُ وَأَشَاْرَ بِيَدِهِ إِلَىْ لِسَاْنِهِِ
“Sesungguhnya Allah tidak akan menyiksa orang yang telah mengeluarkan air mata dan tidak pula terhadap orang yang hatinya merasa terpukul. Akan tetapi Allah akan menyiksa seseorang atas ini, atau dia akan diampuni, sambil tangan beliau memberi isyarat ke lisannya.” Rasulullah telah ber-sabda,
تَدْمَعُ الْعَيْنُ وَيَحْزَنُ الْقَلْبُ وَلَا نَقُولُ إِلَّا مَا يَرْضَى الرَبَُّ
“Aku melinangkan air mata dan hati ini terasa sedih, namun aku tidak akan berkata sesuatu melainkan perkataan yang disukai oleh Tuhanku.” Dan, Allah berfirman yang berbunyi, “Dan Ya’qub berpaling dari mereka seraya berkata: “Aduhai duka citaku terhadap Yusuf”, dan kedua matanya menjadi putih karena kesedihan dan dia adalah seorang yang menahan amarahnya.“ (QS: Yusuf [12]: 86)