Arah Batin | Tujuan manusia mencari harta antara lain, yaitu, untuk mencukupi diri, dan menafkahi keluarga. Fitrahnya manusia senang akan kemewahan harta, untuk mendapatkan harta terkadang manusia lupa akan segalanya, tidak mengenal halal haram untuk meraih kemewahan harta. Dalam ayat suci Al-Qur’an telah disebutkan:
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاء وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللّهُ عِندَهُ حُسْنُ الْمَآبِ
Artinya: “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” (QS: Al-Imran: 14)
Harta itu, memang indah, melezatkan dan menggembirakan, sehingga banyak orang ingin memburunya. Kita ketahui bersama, bahwa harta adakalanya dapat digunakan untuk hal-hal yang positif, dan adakalanya digunakan untuk hal-hal yang negatif. Hal tersebut tergantung kepada si pemilik harta.